KARBOHIDRAT
A.
PENDAHULUAN
Karbohidrat adalah suatu senyawa yang merupakan komponen
utama dari jaringan makhluk hidup. Selain sebagai komponen utama bagi makhluk
hidup, makuluk hidup juga masih memerlukan uasupan karbohidrat yang berasal dari
luar tubuhnya.
Sebagai contoh mudahnya bisa kita lihat disekitar kita
dimana contoh konkritnya manusia dan hewan memerlukan makanan setiap hari
bahkan setiap saat. Makanan yang kita makan sebagian besar mempunyai kandunan
berupa senyawa-senyawa karbohidrat. Dari
asupan karbohidrat yang masuk ketubuh kita akan di metabolisme oleh tubuh
sehingga akan menghasilkan energi yang dimanfaatkan tubuh untuh beraktifitas.
Karbohidrat adalah suatu zat yang paling besar menghasilkan
energi yang sangat penting bagi tubuh kita. Dengan energi yang besar itu maka
kita dapat melakukan aktifitas rutin dan juga energi digunakan untuk proses
perkembangan, perkembangbiakan, pembelalahan sel dll.
Karbohidrat melingkupi senyawa-senyawa yang secara kimia
berupa hidroksi aldehida dan hidroksi keton. Karbohidrat adalah komponen utama
di dalam jaringan tanaman: lebih dari 70 %
terdapat pada hijauan, dan lebih dari 85 % terdapat pada biji-bijian/
serealia. Melalui proses fotosintesis, tanaman dapat mensintesa karbohidrat.
Pada ternak, karbohidrat terdapat dalam bentuk glukosa dan glikogen yang
meliputi kurang dari 1 % dari bobot
ternak.
Karbohidrat
melingkupi senyawa-senyawa yang secara kimia berupa hidroksi aldehida dan
hidroksi keton. Karbohidrat adalah komponen utama di dalam jaringan tanaman:
lebih dari 70 % terdapat pada hijauan,
dan lebih dari 85 % terdapat pada biji-bijian/ serealia. Melalui proses
fotosintesis, tanaman dapat mensintesa karbohidrat. Pada ternak karbohidrat
terdapat dalam bentuk glukosa dan glikogen yang meliputi kurang dari 1 % dari bobot ternak.
B. KLASIFIKASI KARBOHIDRAT
Karbohidrat dapat didefinisikan
sebagai derifvat-derivat aldehida atau keton dari alkohol polihidrik dan
polimer-polimernya, atau sebagai polihidroksi-aldehida atau polihidroksi-keton
dan polimer-polimernya.
Polisakarida-polisakarida majemuk kecuali unsur-unsur C, H dan O juga
dapat mengandung unsur N, P dan S. Berdasarkan
hasil pengamatan dari Fischer karbohidrat dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
- Monosakarida, merupakan unit terkecil dari polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton dan berdasarkan jumlah atom C dalam molekulnya, dibagi menjadi triosa, petrosa, pentosa, heksosa dan seterusnya (berturut-turut mengandung 3, 4, 5 dan 6 atom C).
- Oligosakarida, tersusun atas beberapa monosakarida monomer dan dibagi menjadi di, tre, dan tetra sakarida berdasarkan jumlah monomernya.
- Polisakarida, berupa polimer besar terdiri atas rantai panjang lurus atau bercabang dan tersusun atas unit-unit monosakarida. Polisakarida juga dinamakan glikan dan dapat dibagi dalam dua golongan yaitu homopolisakarida (tersusun atas satu jenis monomer) dan heterosakarida (terususun atas beberapa jenis monomer).
Selain
senyawa tersebut di atas ada dua senyawa lain yang merupakan penyusun dinding
sel tumbuhan bersama dengan karbohidrat yaitu glikan dan senyawa pektat. Kedua senyawa ini sebenarnya bukan
karbohidrat tetapi fungsional serupa dengan karbohidrat-karbohodrat penunjang.
Menurut sumber lain, Kabohidrat diklasifikan dalam 5 jenis,
yaitu: monosakarida, disakarida, trisakarida, polisakarida dan mixed
polisakarida. Pada literatur lain, monosakarida dan oligosakarida (disakarida,
trisakarida dan tetrasakarida) biasanya disebut kelompok ’sugar’, sedangkan
polisakarida yang terdiri dari homoglukan
(arabinan, xilan, glukan, fruktan, galaktan, mannan dan glukosamin) dan
heteroglukan (pektin, hemiselulosa, gum, musilago asam, asam hialuronik dan
kondroitin) disebut kelompok ’non sugar’. Pada Tabel 1. diperlihatkan
klasifikasi secara lengkap klasifikasi karbohidrat. Monosakarida, yang
terpenting adalah glukosa. Glukosa dan fruktosa terdapat melimpah sebagai
monosakarida bebas. Glukosa adalah sumber energi vital terpenting berupa cairan
tubuh ternak, berperan dalam sistem syaraf, jaringan dan janin.
- Laktosa merupakan gula air susu. Laktosa yang mengalami proses fermentasi oleh sejumlah mikroorganisme termasuk Streptococcus lactis akan dikonversi menjadi asam laktat, misalnya dalam memproduksi yakult melalui peran Laktobacillus casei sirota atau memproduksi yogurt melalui peran Steptococcus thermophilus dan Lactobactillus bulgaricus.
- Selobiosa: tidak terdapat bebas di alam, mempunyai ikatan β-(1,4). Ikatan tersebut tidak dapat dipecah oleh enzim yang dihasilkan oleh mamalia kecuali oleh enzim yang disintesis oleh mikroorganisme retikulorumen.
- Oligosakarida, terdiri dari disakarida, trisakarida, mengandung 2 atau 3 unit monosakarida yang dihubungi dengan ikatan glikosida (α, β).
- Polisakarida, diklasifikasikan sebagai: heteropolisakarida dan homopolisakarida. Terdapat sebagai struktur dasar dari sel, hampir diseluruh jaringan, di mukus, beberapa hormon, enzim-enzim, bahan-bahan grup darah, dan zat-zat kekebalan. Homopolisakarida: glikogen, tersedia di jaringan ternak yang menyerupai pati tanaman dan merupakan simpanan energi jangka pendek. Hanya hati dan ginjal yang dapat melepaskan glukosa untuk masuk ke darah. Glikogen hati adalah glukosa terpenting. Proses pembentukan glikogen disebut glycogenesis (glycogen synthetase). Proses pemecahan glikogen disebut glycogenolysis (glycogen phosphorylase).
- Pati (starch) dan selulosa adalah dua komponen penting di dalam ransum ruminansia: konsentrat dan hijauan. Selulosa berikatan erat secara fisik dan kimia dengan hemiselulosa dan lignin. Selulosa dicerna dalam saluran pencernaan oleh enzim selulase menghasilkan selobiosa, lalu dihidrolisis menjadi glukosa oleh selobiase. Enzim selulase dihasilkan oleh mikroba rumen dan retikulum ruminansia. Hasil akhir dari pencernaan selulosa adalah asam-asam lemak terbang (VFA = volatile fatty acids) yang terdiri dari asetat, propionat dan butirat, dengan hasil sampingan antara lain berupa gas metan, dan CO2 yang akan digunakan dalam metabolisme energi pada ternak ruminansia.
Lignin merupakan polimer yang mengandung protein sulit
dicerna. Lignin sangat tahan terhadap degradasi kimia dan enzimatik. Lignin
sering digunakan sebagai indikator di dalam eksperimen studi kecernaan pada
ternak ruminansia karena sifatnya yang tidak larut tersebut. Lignin
bukan karbohidrat, tetapi sangat berhubungan erat dengan senyawa-senyawa
kabohidrat. Kulit kayu, biji, bagian serabut kasar, batang dan daun mengandung
lignin yang berupa substansi kompleks oleh adanya lignin dan polisakarida yang
lain. Kadar lignin akan bertambah dengan bertambahnya umur tanaman.
- MONOSAKARIDA
Monosakarida mempunyai rumus umum Cm(H2O)n dengan kerang
aton C tak bercabang. Berdasar jumlah
atom C yang terdapat di dalamnya, monosakarida dibagi dalam golongan-golongan
triosa (3 atom C), tetrosa (4 ataom C), pentosa (5 atom C), heksosa (6 atom C),
heptosa (7 atom C) dan seterusnya.
Disamping itu juga diadakan penggolongan berdasarkan adanya gugus
aldehida dan keton, menjadi aldosa dan ketosa.
Kedua cara klasifikasi dan nomemklatur ini dapat digabungkan sehingga
tersusun nama-nama seperti aldoheksosa, yang keduanya mempunyai 6 atom C dan
masing-masing mengandung gugus aldehida atau keton. Sebagai contoh
pada triosa yang hanya memiliki dua jenis unit yaitu gliseraldehida (suatu
aldosa) dan dihidroksiaseton (suatu ketosa).
Gliseraldehida mengandung dua gugus –OH dan satu gugus aldehid, sedang
dihidroksi aseton mengandung dua gugus –OH dan satu gugus keton. Adanya gugus aldehid pada monosakarida
ditunjukkan dengan awalan aldo- dan adanya gugus keton diawali dengan awalan
keto-. Dengan demikian gliseral dehida
termasuk dalam monosakarida yang juga dikenal sebagai aldotriosa, dan dehidroksiaseton
sebagai ketotriosa.Semua monosakarida mengandung satu atau lebih atom C
asimetri atau khiral, sehingga dapat membentuk isomer yang bersifat optik aktif
dimana senyawa-senyawa tersebut dapat memutar sinar bidang polarisasi menuju ke
suatu arah atau kebalikannya.
Aldoheksosa, memiliki empat pusat khiral dapat berada dalam 2n
= 24 = 16 bentuk stereoisomer yang berbeda, diantaranya adalah
bentuk umum glukosa D/Glukosa. Sedangkan
gliseraldehida hanya mengandung satu pusat khiral, sehingga hanya dapat berada
dalam bentuk isomer aktif yang berbeda atau dikatakan berada sebagai sepasang
enansiomer. Konfigurasi A dinamakan
D-gliseraldehida dan enensiomernya, yaitu konfigurasi B dinamakan
L-gliseraldehida.
- DISAKARIDA DAN OLIGOSAKARIDA
Karbohidrat yang teridiri dari dua unit disebut diaskarida,
yang terdiri dari tiga unit disebut trisakarida dan seterusnya. Istilah yang lebih umum, oligosakarida sering
digunakan untuk karbohidrat yang terdiri atas empat sampai sepuluh unit
monosakarida. Sedangkan karbohidrat yang
lebih besar jumlah monosakaridanya disebut polisakarida.
Disakarida terdiri dari dua unit monosakarida yang
dihubungkan oleh ikatan glikosida, dan dibentuk jika gugushidroksil pada salah
satu gula bereaksi dengan karbon anomer pada gula yang kedua. Ikatan glikosida mudah dihidrolisis oleh asam
tetapi tahan terhadap basa. Tiga jenis
diasakarida yang terpenting adalah maltosa, laktosa, dan sukrosa.
Maltosa terdiri dari dua molekul D-glukosa yang dihubungkan
oleh suatu ikatan glikosida antara atom karbon 1 (karbon anomer) dari residu glukosa
yang pertama dan atom karbon 4 dari glukosa yang kedua.
Laktosa adalah gula utama yang terdapat dalam susu, dengan
komposisi sekitar 5-8% pada susu ibu (manusia), dan sekitar 4-6% pada susu
sapi. Hidrolisis laktosa akan
menghasilkan D-glukosa dan D-galaktosa.
Dalam proses pencernaan, laktosa dipecah oleh enzim laktase dari sel
mukosa usus yang sangat aktif pada bayi menyusui.
Sukrosa (gula tebu) merupakan disakarida yang paling banyak
dijumpai. Dibentuk oleh berbagai tanaman
terutama bit dan tebu. Sukrosa terdiri
dari glukosa dan fruktosa dimana karbon 1 dari D-glukosa dihubungkan dengan
karbon 2 dari D-fruktosa oleh ikatan B-1,2-glikosida. Sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer
bebas, karena karbon anomer kedua komponen unit unit monosakarida pada sukrosa
berikatan satu dengan yang lain sehingga sukrosa bukan merupakan gula
pereduksi. Sukrosa merupakan bentuk
utama dalam transport gula dari daun ke bagian lain tanaman melalui istem
vaskular.
Selain disakarida diatas juga terdapat sellobiosa yang
berasal dari hidrolisis selulosa.
Sellobiosa terdiri dari dua unit glukosa dengan ikatan 1,4-B yang
membedakannya dengan maltosa.
- POLISAKARIDA
Polisakarida terdiri dari banyak satuan monosakarida yang
ikat mengikat melalui Oksigen.
Senyawa ini banyak ditemukan di alam dengan berat molekul tinggi . Yang termasuk dalam polisakarida diantaranya
amilum, glikogen dan sellulosa.
C. METABOLISME KARBOHIDRAT
Metabolisme
karbohidrat sebagai contoh adalah pada Ruminansia. Terdapat perbedaan mendasar antara ruminansia
dan monogastrik dalam metabolisme karbohidrat yaitu: jalur metabolisme dan
produk akhir yang dihasilkan.
Tanaman
makanan ternak mengandung: 20 – 30% BK selulosa, 14 – 20% BK hemiselulosa, dan
kurang dari 10% BK pektin dimana 2 -12% BK adalah lignin.
Ruminansia mempunyai mikroorganisme di dalam retikulorumen
yang mensekresikan enzim-enzim sehingga dapat mencerna makanan yang
masuk.Bagian terbesar karbohidrat terdiri dari: yang mudah larut (gula dan
pati) dan yang sukar larut (selulosa dan hemiselulosa, misal hijauan dan limbah
serat). Keduanya ini difermentasikan oleh mikroba rumen membentuk VFA (asam
lemak terbang/atsiri) di dalam rumen dan retikulum. Pemecahan karbohidrat
menjadi VFA terjadi di rumen terdiri dari 2 tahap: 1). Hidrolisis ekstraseluler
dari karbohidrat kompleks (selulosa, hemiselulosa, pektin) menjadi
oligosakarida rantai pendek terutama disakarida (selobiosa, maltosa, pentosa)
dan gula-gula sederhana. 2). Pemecahan oligosakarida dan gula-gula sederhana
menjadi VFA oleh aktifitas enzim intraseluler.
Komposisi VFA terbanyak di dalam cairan rumen adalah: asam
asetat, propionat dan butirat sedangkan yang dalam jumlah kecil: asam format,
isobutirat, valerat, isovalerat dan kaproat. Pemecahan protein oleh bakteri
juga menghasilkan asam lemak berantai cabang yang terdapat dalam jumlah kecil
tersebut.
Dalam pencernaan ini
dihasilkan pula produk ikutan berupa beberapa gas: metan (CH4), CO2
dan H2; yang dikeluarkan dari tubuh melalui proses eruktasi
(belching/ bersendawa). Sejumlah kecil karbohidrat yang dicerna dan sebagian
dari polimer-polimer karbohidrat yang lolos dari fermentasi mikroba di perut
depan akan masuk ke usus halus, dicerna selanjutnya diserap.
Asam lemak terbang (VFA) yang dominan (Asetat, Propionat,
dan Butirat) akan diserap melalui dinding rumen, masuk ke dalam sirkulasi darah
dan di transportasikan ke jaringan tubuh ternak.
Senyawa-senyawa
tersebut selanjutnya akan mengalami proses metabolisme :
- Katabolisme, yang mensuplai energi, dan
- Biosintesis misalnya: biosintesis lemak susu dari asam asetat dan butirat; biosintesis glukosa dari asam propionat di dalam jaringan tubuh ternak.
Dalam
metabolisme di jaringan dilibatkan pula sistem enzim, sehingga produk akhir
metabolisme tersebut dapat dimanfaatkan.
Karena ruminansia dapat mensintesis glukosa dari asam
propionat di dalam rumen, dan fungsinya sebagai energi tidak terlalu besar
diharapkan oleh ruminansia (monogastrik: glukosa adalah sumber energi utama)
maka glukosa di jaringan menjadi terbatas (di dalam darah: 40-70 mg%, sedang
monogastrik 100 mg%). namun pada ternak baru lahir (pre-ruminan) sama dengan
monogastrik, glukosa dalam darah: 100-120 mg%.
Energi yang dihasilkan dari pencernaan karbohidrat adalah :
Dari
dua tahap proses pencernaan karbohidrat didalam rumen (Gambar 4.2. dan 4.3),
dihasilkan sumber energi berupa ATP seperti berikut :
Tahap1:
- Heksosa (senyawa-senyawa yang mempunyai atom karbon 6 buah) à 2 Piruvat + 4 (H) + 2 ATP
- Pentosa (senyawa-senyawa yang mempunyai atom karbon 5 buah) à 1.67 Piruvat + 1.67 (H) + 1.67 ATP
Tahap 2:
- 2 Piruvat + 2H2O à 2 Asam Asetat + 2 CO2 + 2 H2 + 2 ATP
- 2 Piruvat + 8 (H) à 2 Asam Propionat + 2 H2O + 2 ATP
- 2 Piruvat + 4 (H) à Asam butirat + 2 H2 + 2 CO2 + 2 ATP
Energi
yang dihasilkan tersebut akan digunakan untuk hidup pokok dan sintesis protein
mikroba. Dengan cara demikian, mikroba akan memperbanyak diri, sehingga pada
gilirannya mikroba-mikroba tersebut dapat dimanfaatkan oleh induk semang
sebagai sumber protein yang bernilai hayati tinggi.
Mekanisme Konversi Asam Piruvat Menjadi VFA
1.
Produksi Asetat: oksidasi asam piruvat menjadi asam asetat terjadi via Asetil
CoA atau Asetil fosfat (sebagai tahap antara).
2.
Produksi Propionat, ada 2 jalur (pathway) yaitu :
a. Fiksasi CO2 dari fosfoenol
piruvat untuk membentuk Oksaloasetat seperti propionat.
b. Reduksi (Akrilat) à
penting pada ternak yang mengkonsumsi ransum tinggi biji-bijian (laktat
tinggi).
3.
Produksi Butirat
Ada 2 jalur yaitu :
a. melibatkan Asetat (kebalikan
β-oksidasi)
b. melibatkan Malonil-CoA (seperti
sintesis asam lemak rantai panjang)
Penyerapan Asam Lemak Terbang (VFA)
Asam
Lemak Terbang (VFA) :
±
75% diserap langsung dari retikulum masuk ke dalam darah
±
20% diserap dari abomasum dan omasum
±
5% lolos masuk ke usus halus untuk
diserap masuk ke darah
Penyerapan VFA tergantung pada
perbedaan antara konsentrasinya di dalam cairan rumen dan di dalam sel-sel
epitel atau darah. Laju penyerapan VFA dari rumen meningkat sejalan dengan
penurunan pH cairan rumen. Asam butirat dari rumen akan melalui dinding rumen
untuk masuk ke dalam darah untuk dikonversi menjadi β-hidroksibutirat,
sedangkan asam propionat akan dikonversi menjadi asam laktat. Hal ini terjadi
karena peran enzim-enzim tertentu yang ada di dalam sel-sel epitel.
β-hidroksibutirat dapat digunakan sebagai sumber energi bagi sejumlah jaringan,
misal: otot kerangka atau hati.
Produk Methan
Metan
merupakan produk sampingan dalam proses fermentasi karbohidrat/gula secara
anaerob. Metan merupakan energi yang terbuang. Bakteri Metanogen akan
menggunakan H2 yang terbentuk dari konversi asam piruvat menjadi
asam asetat untuk membentuk metan dan juga dari dekomposisi format, atau
metanol. Dalam pembentukan metan oleh mikroorganisme, terlibat pula peran Asam
Folat dan Vitamin B12.
Untuk mengurangi pembentukan metan disarankan :
1.
Menambahkan asam lemak tidak jenuh ke dalam ransum.
2.
Menggunakan feed additive seperti choloform, chloral hidrat dan garam
tembaga.Produksi gas (CH4, CO2 dan H2)
berlebihan akan menimbulkan bloat.
Pencernaan
karbohidrat di dalam usus ruminansia
Karbohidrat tercerna (pati, selulosa
dan hemi selulosa) dan polisakarida seluler dari mikroba yang lolos dari
fermentasi rumen, akan masuk ke dalam usus sebagai digesta, jumlahnya 10-20%
dari karbohidrat yang dicerna.
Jumlah selulosa atau pati yang tahan
dari degradasi rumen dipengaruhi oleh pakan itu sendiri atau prosesing.
Misalnya pati dari jagung giling dapat dicerna ± 20% nya di usus halus oleh
enzim yang sama dengan monogastrik. pencernaan pati di usus halus menghasilkan energi yang dapat digunakan oleh
induk semang lebih efisien daripada didegradasi oleh mikroba rumen, dimana akan
hilang sebagai CH4 atau panas.
Selulosa, hemiselulosa dan pati yang
lolos dari usus halus difermentasi di dalam cecum menjadi VFA, CO2
dan CH4 dengan jalur yang sama dengan di dalam rumen. VFA yang
terbentuk di cecum ini (ruminan atu kuda) di serap masuk ke dalam sirkulasi dan
digunakan di jaringan, hal yang sama terjadi di dalam rumen.
Faktor – faktor yang mempengaruhi produk VFA di dalam rumen
- Makanan serat (sumber hijauan) akan menghasilkan lebih banyak asetat daripada propionat sehingga lebih sesuai untuk ternak berproduksi air susu (kadar lemak tinggi).
- Makanan pati (biji-bijian/ konsentrat tinggi) menghasilkan propionat tinggi, sesuai untuk ternak daging.
- Rasio antara konsentrat dan hijauan pakan.
- Bentuk fisik pakan. (ukuran partikel)
- Level intake
- Frekuensi pemberian pakan.
Faktor
lain yang mempengaruhi VFA adalah : volume cairan yang berhubungan dengan saliva; laju aliran air di dalam
darah.
- Konsentrasi VFA rumen diatur oleh keseimbangan antara produksi dan penyerapan. Konsentrasi meningkat setelah makan, sehingga akibatnya pH menurun.
- Puncak fermentasi : 4 jam setelah makan (jika hijauan meningkatkan), namun lebih cepat ( lebih dari 4 jam) jika konsentrat.
- pH rumen normal (pertumbuhan mikroba optimal) : 6.0 – 7.0 ; yang dipertahankan oleh kapasitas saliva dan penyerapan VFA.
- Jika pati meningkat atau propionat dan butirat meningkat juga format meningkatà pH akan menurun: 4.5-5 ; pH rendah akan menghambat pertumbuhan bakteri selulolitik, sehingga akan menghambat pencernaan hijauan.
Metabolisme VFA di dalam jaringan
tubuh ternak
VFA yang diserap dari retikulorumen
melalui jaringan dimana VFA tersebut mengalami oksidasi dan perombakan menjadi
energi ternak untuk biosintesa lemak atau glukosa.
Jumlah
setiap asam yang digunakan tersebut berbeda-beda menurut jenis VFA tersebut :
50% asam asetat dioksidasi di jaringan tubuh sapi perah sedangkan 2/3 asam
butirat dan ¼ asam propionat mengalami oksidasi tersebut.
Metabolisme
asam propionat dan butirat terjadi di hati; ± 60% adalah asetat
dimetabolisasikan di jaringan perifer (otot dan adiposa) dan hanya 20% di
metabolisasikan di hati. Pada ternak laktasi asam asetat digunakan untuk
sintesis lemak air susu di kambing.
Proses
Oxidasi VFA dan penghasil ATP
Asam
Propionat sebagai sumber energi :
ada
2 jalur oksidasi :
1.
Oksidasi setelah konversi menjadi glukosa: melalui Jalur Glukonegenesis: di
hasilkan 17 mol ATP/ mol asam propionat
2.
Oksidasi langsung asam propionat, dihasilkan 18 mol ATP/mol asam propionat.
Asam Butirat sebagai sumber energi :
Asetat
+ CoA + ATP à CH3-CO-CoA (Asetil CoA) + AMP + P-P + H2
(dihasilkan
10 mol ATP/ mol Asetat)
Metabolisme
Glukosa Pada Ruminansia
Glukosa dicerna / difermentasi di
retikulorumen. Glukoneogenesis di
hati (terutama) dan di ginjal (sedikit). Glukosa ruminan: 40-60% berasal dari
propionat; ± 20% dari protein (asam amino yang diserap dari saluran
pencernaan); sisanya dari VFA rantai cabang, asam laktat dan gliserol.
Fungsi
Metabolisme Glukosa pada ruminansia
- Sumber utama energi di jaringan syaraf terutama di otak dan sel-sel darah merah.
- Untuk metabolisme otot dan produksi glikogen (persendian energi di otot dan di hati).
- Untuk pembentukan NADPH à diperlukan untuk sintesis Asam lemak rantai panjang NADPH dari oksidasi glukosa via jalur pentosa-fosfat.
No comments:
Post a Comment