KLASIFIKASI
Keanekaragaman
yang ada di dunia ini sangat banyak sekali, baik dalam bentuk, ukuran,
struktur, fimgsi dan yang lain. Untuk memudahkan mempelajari tumbuhan yang
sangat beraneka ragam dari sifat dan ciri yang ada pada tumbuhan itu maka sadar
atau tidak sadar manusia menggolong-golongkan tumbuhan yang ada menurut
kepentingannya masing-masing. Penggolongan ini didasarkan dari sifat dan ciri
dari keanekaragaman tumbuhan itu sendiri. Adapun tujuannya mencari kesamaan
sifat dan ciri pada keanekaragaman tumbuhan tersebut. Klasifikasi bertolak pada
kesertagaman di dalam keanekaragaman oleh karena itu dapat dimengerti pada
tumbuhan yang memiliki keseragaman yang lebih besar merupakan kelompok-kelompok
yang besar pula yaitu dari dunia tumbuhan sampai individu.
l. Batasan
Klasifikasi
adalah proses pengaturan tumbuhan dalam tingkat-tingkat kesatuan kelasnya yang
sesuai secara ideal. Menurut Rideng
(1989) klasifikasi adalah pembentukan takson-takson dengan
tujuan mencari keseragaman dalam keanekaragaman. Dikatakan pula bahwa
klasifikasi adalah penempatan organisme secara berurutan pada kelompok tertentu
(takson) yang didasarkan oleh persamaan dan perbedaan. Sedangkan
(Tjitrosoepomo; 1993) mengatakan bahwa dasar dalam mengadakan klasifikasi
adalah keseragaman, kesamaan-kesamaan itulah
yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi. Jadi setiap kesatuan
taksonomi manpunyai sejumlah kesamaan sifat dan ciri. Kesatuan taksonomi yang
anggotanya menunjukkan kesamaan sifat dan ciri yang banyak tentulah merupakan
unit kesatuan Itaksonomi yang lebih kecil dibandingkan dengan kesatuan
taksonomi yang anggotanya menunjukkan kesamaan yang lebih sedikit. Klasifikasi
ini dicapai untuk menyatukan golongan-golongan yang sama dan memisahkan
golongan-golongan yang berbeda. Hasilnya merupakan proses pengaturan yaitu
suatu sistem klasifikasi.
2.
Klasiflkasi dan Masalabnya
Para
mahasiswa dan guru-guru di SMA banyak mengalami permasalahan dalam klasiflkasi
tumbuhan, mengingat banyaknya macam atau cara klasiflkasi antara satu orang ahli
dengan ahli lain yang bermacam-macam:
1. Keanekaragaman klasifikasi ini disebabkan
karena tumbuhan yang diklasiflkasikan begitu banyak sehingga akan menghasilkan
klasifikasi yang berbeda-beda pula.
2.
Seorang ahli botani satu dan ahli botani yang lain dalam membuat klasifikasi
menggunakan dasar dan tujuan yang berbeda satu sama lain.
3.
Seorang ahli botani satu dengan ahli botani yang lain mempunyai kemampuan atau
pengetahuan yang berbeda dalam hal membuat klasifikasi.
4. Seorang ahli botani satu dengan ahli botani
yang lain mempunyai interes dalam mengambil putusan, pertimbangan terhadap
pemilihan sifat dan ciri yang dipakai dalam klasifikasi.
5. Adanya revisi dan perubahan peraturan tata
nama menyebabkan hasil klasifikasi berbeda.
6. Bahan dan data antara ahli botani satu dengan
ahli botani yang lain berbeda-beda, ada yang lengkap dan ada yang kurang.
7. Adanya taksonomi percobaan yang menggunakan
disiplin ilmu pengetahuan yang lain seperti palinologi, biokimia, sitologi,
anatomi, fisiologi, fitogeografi, ekologi embriologi akan menambah sifat dan
ciri atau melengkapi klasifikasi yang ada.
3.
Unit-unit Klasiflkasi
1.
Individu, kesatuan organik yang paling sederhana dalam sistem alam raya makhluk
hidup, yang mempunyai ciri utama sifat keautonomian fisiologi.
2.
Populasi, sekelompok individu yang semacam, mempunyai persamaan-persamaan umum
dan menghuni tempat yang sama pada saat bersamaan.
3
Biotipe, suatu populasi yang individu-individunya mempunyai susunan genotipe
yang sama.
-
Apomiksis, yaitu populasi yang terjadi karena apogami yaitu perkembangbiakan yang tidak melalui pembuahan
individu.
- Klon, suatu populasi yang merupakan
keturunan vegetatif dari suatu individu.
4.
Forma, suatu populasi yang terdiri dari beberapa biotipe yang terdapat secara
sporadik dalam populasi jenisnya, tanpa mempunyai pola persebaran yang jelas
baik secara lokal maupun kawasan dan berbeda dari kelompok biotipe jenis yang
sama dalam beberapa sifat morfologi.
5.
Varietas, suatu populasi yang terdiri dari beberapa biotipe dengan sifat-sifat
morfologi yang jelas, serta mempunyai daerah persebaran secara lokal yang tegas
dalam daerah persebaran populasi jenisnya.
6.
Anak jenis, suatu populasi dari beberapa biotipe yang mempunyai keluasan persebaran
yang jelas berbeda dengan daerah persebaran jenisnya dengan sifat-sifat
morfologi yang berbeda pula.
7.
Jenis, suatu kesatuan yang dapat dikenal secara morfologi, yang terdiri dari
populasi yang diperkirakan dapat saling kawin sesamanya secara bebas, untuk
menghasilkan keturunan yang menyerupai tetua-tetuanya.
8.
Marga, suatu takson yang mencakup sejumlah jenis yang menunjukkan persamaan
dalam struktur alat reproduksinya.
9. Sulcu, suatu takson yang mencakup sejumlah
marga dengan jenis-jenis yang dianggap berasal dari nenek moyang yang sama.
10.
Bangsa, suatu takson yang mencakup suku-suku yang erat hubungan kekerabatannya
satu sama lain.
11. Kelas, suatu takson yang mencakup
bangsa-bangsa.
12. Divisi, suatu takson yang mencakup kelas-kelas.
Catatan:
Kultivar hanya diketahui bentuk yang dibudidayakan, tetapi tidak
diketahui
dalam bentuk lainnya.
Kategori
dibagi menjadi:
1. Kategori mayor
Kategori
mayor, terdiri atas takson marga ke atas yaitu marga, anak tribus, tribus, anak
suku, suku, anak bangsa, bangsa, anak kelas, kelas, anak divisi, divisi dan
dunia tumbuhan.
2. Kategori minor
Kategori
minor, terdiri atas takson dibawah marga sampai jenis yaitu anak marga, seksi,
anak seksi, deret, anak deret dan jenis.
3. Kategori di bawah jenis
Kategori
dibawah jenis, terdiri atas anak jenis, varietas, anak varietas, forma, anak
forma dan individu.
5.
Pertelaan
Hasil
akhir penelitian seorang taksonom adalah menyimpulkan dan menentukan
batasan-batasan dan ruang lingkup takson-takson yang telah diteliti. Hasil
pelaporan yang sudah diamati dan dianalisis sifat dan ciri dari takson-takson
tersebut dilaporkan dalam bentuk pertelaan. Bentuk dan isi pertelaan dituangkan
dalam bentuk yang singkat, ringkas dan padat seperti kalau orang menulis
telegram. Secara garis besar unrtan umum yang sering dipakai orang seperti
pertelaan yang ada dalam buku Flora Malesiana, yaitu dengan urutan yang
konsisten dari organ umum menuju organ yang khusus, dari dasar ke ujung, dari
bagian luar ke dalam, dan dari organ itu secara umum sampai bagian-bagian yang
terinci.
6.
Macam-macam Sistem Klasifikasi
6.1.
Klasifikasi Empirik
Klasifikasi
empirik yaitu penggolongan tumbuh-tumbuhan yang tidak memperdulikan tumbuhan
itu sendiri, jadi merupakan suatu penggolongan yang tidak didasarkan pada sifat
dan ciri yang dimiliki tumbuhan tersebut.
6.2.
Klasifikasi Rasional
Klasifikasi
rasional merupakan suatu klasifikasi yang betul-betul mempunyai hubungan
langsung dengan tumbuhan yang diklasifikasikan, dengan menggunakan sifat dan
ciri yang dimiliki tumbuhan tersebut sebagai dasarnya.
Klasifikasi
rasional dibagi menjadi: klasifikasi praktis, klasifikasi buatan, klasifikasi
fenetik, klasifikasi filetik dan klasifikasi alamiah.
6.2.1.
Klasifikasi Praktis
Klasifikasi
ini sering disebut sebagai klasifikasi khusus, sebab digunakan untuk memenuhi
keperluan tertentu. Contoh : klasifikasi tanaman serat, obat-obatan, gulma,
penghasil getah.
6.2.2.
Klasifikasi Buatan
Hampir
semua sistem klasifikasi dahulu adalah klasifikasi buatan. Adapun tujuan
klasifikasi ini untuk mempermudah pengenalan, dasamya hanya satu atau dua
ciri-ciri morfologi yang mudah dilihat. Contoh: Theophrastus (370-285 SM)
mengelompokkan tumbuhan berdasarkan perawakan, yaitu terbagi menjadi pohon,
semak, semak rendah dan herba. Demikian juga tumbuhan dikelompokkan berdasarkan
umur, yaitu tumbuhan berumur satu tahun, dua tahun dan berumur panjang
(tahunan).
7.2.3.
Klasifikasi Fenetik
Klasifikasi
ini didasarkan pada kekerabatan yang ditunjukkan atau ditentukan oleh banyaknya
persamaan-persamaan yang terlihat.
Klasifikasi
ini pertama kali disusun oleh Laurent de Jussieu (1778-1836). Laurent membagi
dunia tumbuhan menjadi:
1. Acotyledoneae, yaitu tumbuhan yang tidak
mempunyai kotiledon di dalamnya termasuk jamur, lumut, ganggang dan
paku-pakuan.
2. Monocotyledoneae, yaitu tumbuhan yang
mempunyai satu kotiledon.
3. Dicotyledoneae, yaitu
tumbuhan yang mempunyai
dua keping
kotiledon.
6.2.4.
Klasifikasi Filetik (filogeni)
Sistem
klasifikasi ini berlaku sejak terbitnya buku yang berjudul The Origin of \
Species dan diterimanya teori evolusi Charles Darwin. Klasifikasi ini
menekankan keeratan hubungan kekerabatan nenek moyang takson-takson satu sama
lain. Jadi ada sifat-sifat yang dianggap lebih primitif dan ada sifat-sifat
yang dianggap lebih maju. Kecondongan evolusi sifat dan ciri-ciri terjadi:
1. reduksi
2. perfusian
3. perubahan simetri
Pada
tahun 1883 August Wilhem Eichler (1839-1887) mengumumkan suatu sistem
klasifikasi yang pengaruhnya sampai saat ini yaitu dia membagi dunia tumbuhan
menjadi dua.
1.
Cryptogamae, merupakan tumbuh-tumbuhan yang alat perkembang-biakannya
tersembunyi, yang termasuk golongan ini adalah:
- Thallophyta (Fungi dan Algae)
- Bryophyta (Musci dan Hepaticae)
- Pteridophyta (Equisitinae, Lycopodinae,
Filicinae)
2.
Phanerogamae; mereduksi tumbuh-tumbuhan yang alat perkembangbiakannya tidak
tersembunyi meliputi:
- Gymnospermae
- Angiospermae
6.2.5.
Klasifikasi Alamiah
Klasifikasi
ini dikatakan alamiah, karena sistem klasifikasi ini mencerminkan keadaan yang
sebenamya seperti terdapat di alam, dan serba guna karena banyak pemyataan
kekerabatan yang dimiliki kesatuan-kesatuannya, sehingga banyak memiliki
sifat-sifat yang dapat diramalkan. Michael Adamson (1727-1806) adalah orang
yang pertama kali mencetuskan dasar tentang cara-cara untuk mencapai
klasifikasi alamiah, ialah dengan jalan mengikutsertakan, memperhitungkan dan
memperlakukan secara sama sifat dan ciri yang dimiliki tumbuh-tumbuhan termasuk
sifat-sifat renik dan sifat dan ciri di luar morfologi.Tumbuh-tumbuhan yang
mempunyai kesamaan sifat dan ciri terbesar dikelompokkan bersama-sama dengan
memperhatikan fakta-fakta evolusi yang sesuai, sehingga hasilnya dapat
ditafsirkan dengan istilah-istilah filogeni.
7.
Sejarah Perkembangan Klasifikasi Tumbuhan
7.1.
Periode Sistem Habitus (perawakan)
Periode
ini sistem klasifikasi buatan didasarkan atas perawakan atau bentuk keseluruhan
dari tumbuhan.
Contoh
sistem klasifikasi ini adalah :
1. Theophrastus murid Aristoteles (370 - 285
SM), membagi tumbuhan berdasarkan bentuk dan tekstur menjadi pohon, semak,
semak rendah, herba. Dan dia juga membagi tumbuhan berdasarkan umur yaitu,
berumur 1 tahun, tahun dan tahunan (lebih 2 tahun).
2. Jerome Doch (1498-1554), membagi tumbuhan
menjadi herba, semak dan pohon. la juga berusaha mencari hubungan kekerabatan
satu sama lain.
3. John Ray, membagi tumbuhan atas dasar
tumbuhan berkayu, golongan dikotil dan monokotil.
7.2.
Periode Sistem Numerik
Periode
ini sistem klasifikasi didasarkan atas jumlah dari suatu organ atau bagian
tumbuhan. Contoh klasifikasi ini adalah: Carolus Linnaeus (1702-1778), membagi
alam tumbuhan menjadi 24 kelas didasarkan atas jumlah, perlekatan dan panjang
benang sari. Sistem klasifikasi ini dikenal dengan sistem klasifikasi seksual.
7.3.
Periode Sistem Alamiah
Periode
ini sistem klasifikasi alami didasarkan atas persamaan bentuk tumbuhan. Contoh
klasifikasi ini adalah:
1. De Jussieu, membagi tumbuhan berdasarkan ada
tidaknya kotiledon menjadi Acotyledoneae, Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae.
Dicotyledoneae dibagi dalam 5 golongan berdasar pada sifat mahkota bunga
menjadi apetalae, petalae, monopetalae, polypetalae, dichinae.
2. Bentham dan Hooker, hasil sistem
klasifikasinya dipublikasikan bersama dalam 3 volume dengan judul Genera
Plantanan.
7.4.
Periode Sistem Filogenetik
Periode
sistem klasifikasi ini ditekankan klasifikasi tumbuhan dari yang sederhana
sampai yang kompleks, dan sistem ini berusaha menyatakan hubungan kekerabatan
genetik dan hubungan dengan nenek moyangnya. Klasifikasi ini didasarkan atas
filogeni yaitu dengan mengikutsertakan teori evolusi.
Contoh
klasifikasi sistem filogenetik adalah,:
1. August WilhelmEichler (1834-1887)
Eichler
mengusulkan sistem yang berdasarkan pehdekatan kekerabatan genetik
antartumbuhan tetapi belum sempurna. Eichler menerima konsep evolusi, tetapi
dalam pengertian modern belum merupakan sistem filogenetik. Eichler membagi
tumbuhan dalam 2 kelompok yaitu Ciyptogamae dan Phanerogamae.
2. AdolphEngler (1844-1930)
Sistem
Engler materinya lebih detail dalam penerapan tata nama kategori takson besar.
Tumbuhan berbiji yang disebut Embryophyta Siphonogamae dibagi menjadi
Gymnospermae dan Angiospermae. Angiospermae dibagi dalam dua kelas yaitu
Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae. Dicotyledoneae dibagi dalam anak kelas
Archichlamideae (Choripetalae dan Apetalae) dan Metachlamideae (Corolla
Gamopetalus).
7.5.
Periode Sistem Kontemporer Lain
1. Alfred Barton Rendle (1865 - 1934)
Sistem
Rendle didasarkan pada sistem Engler dan Prantl, ini merupakan salah satu
sistem filogenetik modern yang cukup baik dan berarti.
Rendle
memperlakukan Dicotyledoneae lebih primitif dibandingkan Monocotyledoneae.
2. Karl Christian Mez (1866 - 1944)
Karya
profesor botani dari Jerman pada tahun 1926 menganalisa reaksi protein untuk
melihat hubungan kekerabatan tumbuhan secara genetik.
8.
Macam-macam Kunci Determinasi
Permasalahan yang
dihadapi oleh setiap
orang yang menggeluti dunia
tumbuhan adalah nama
yang benar. Nama yang benar ini digunakan untuk mengkomunikasikan hasil
penelitiannya. Untuk mengetahui
nama yang benar seseorang hams melakukan identifikasi yaitu penentuan
nama yang benar dan penempatannya di dalam suatu klasiflkasi. Untuk menentukan
nama tumbuhan yang benar ada dua macam hal yang dihadapi yaitu tumbuhan yang
sudah dikenal tetapi belum
diketahui dan tumbuhan
yang sama sekali belum dikenal
oleh ilmu pengetahuan. Untuk
tumbuhan yang belum dikenal oleh ilmu pengetahuan artinya tumbuhan ini setelah dilakukan
penelusuran dari pustaka-pustaka yang telah diterbitkan atau pada
spesimen-spesimen yang ada pada semua herbarium tidak ada atau belum diberi
nama. Pemberian nama pada tumbuhan tersebut sesuai atau mengikuti aturan yang
ada dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan. Pada tumbuhan yang sudah
dikenal iimu pengetahuan untuk mencari nama yang benar salah satunya
menggunakan macam-macam kunci determinasi.
Penggunaan
kunci determinasi sering digunakan dalam mendeterminasi tumbuh-tumbuhan, selain
bertanya pada seorang ahli, mencocokan gambar pada buku-buku taksonomi atau
buku atlas, dengan mengingat tumbuhan yang pemah dikenal, atau mencocokkan
dengan spesimen acuan yang tersusun di herbarium-herbarium yang ada.
Kunci
determinasi ada bermacam-macam. Ada kunci yang hanya sampai bangsa saja, sampai
suku, marga atau jenis dan bahkan sampai varietas. Berdasarkan cara penyusunan
sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal tiga macam kunci determinasi.
8.1.
Kunci Perbandingan
Dalam
kunci perbandingan ini semua takson tumbuhan yang dicakup dan segala ciri-ciri
utamanya dicantumkan sekaligus.
8.1.1.
Tabel
Kunci
perbandingan berbentuk tabel memuat lajur dan kolom yang masing-masing memuat
takson tumbuhan dan sifat-sifat dari tumbuhan tadi (atau sebaliknya) merupakan
salah satu bentuk kunci perbandingan. Dalam lajur atau kolom yang berisi sifat
dan ciri yang dipunyai takson di lajur atau kolom lain, menggambarkan ada tidaknya
sifat dan ciri yang dipunyai oleh takson-takson tersebut. Dengan membandingkan
ada tidaknya sifat tersebut, maka pendetermmasian dapat dilakukan.
8.1.2.
Kartu berlubang
Pada
umumnya sistem kartu berlubang mempunyai satu kartu takson serta sejumlah kartu
ciri-ciri. Kartu takson memuat lingkaran-lingkaran kecil sejumlah takson yang
dicakup yang letaknya teratur. Masing-masing lingkaran memuat nama satu takson
atau dengan nomor urut sesuai dengan nomor takson. Setiap ciri mempunyai kartu
sendiri-sendiri dan kartu itu memuat lingkaran-lingkaran kecil yang besar dan
letaknya seperti kartu takson. Dengan menumpangtindihkan kartu ciri dan kartu
takson, yang sesuai dengan ciri yang dimiliki oleh tumbuhan yang akan
dideterminasi, maka akhirnya hanya akan ada satu lubang yang terbuka, dengan
mengetahui nomor lubang (sehingga nomor lubang sesuai dengan nomor takson),
maka pendeterminasian sudah selesai dalam arti lain sudah ketemu nama takson
yang dicari.
8.1.3.
Kunci Leenhouts
Kunci
ini kadang-kadang disebut kunci sinopsis atau kunci padat. Kunci Leenhouts ini
untuk mengatasi kunci tabel atau kunci berlubang, karena kesulitan
mempunyai ciri
penuntun pertama, juga dari penuntun-penuntun yang dipisah berjauhan.
Dengan demikian unsur-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama jadi teratur,
sehingga terlihat sekaligus.
8.3.
Sinopsis
Kunci
sinopsis sebenarnya merupakan kesimpulan suatu sistem klasifikasi yang
disajikan secara tertulis.
No comments:
Post a Comment