Wednesday, July 11, 2012

Museum Manusia Purba Sangiran


salah satu alternatif tempat wisata daerah solo dan sekitarnya, selain temmpat wisata juga terkandung unsur edukasi tentang fosil-fosil. yaitu Museum Sangiran


Sangiran adalah sebuah daerah pedalaman yang terletak di kaki Gunung Lawu, tepatnya di depresi Solo sekitar 17 Km ke arah utara dari Kota Solo dan secara dministatif terletak di wilayah Kabupaten Sragen dan sebagian terletak di Kabupaten Karanganyar, Proponsi Jawa Tengah. Luas wilayahnya + 56 Km2 yang mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Sragen yaitu Kec. Kalijambe, Kec. Gemolong dan Kec. Plupuh serta Kec. Gondangrejo di Kabupaten Karanganyar. Secara astronomi terletak pada 7o 25' - 7o 30' LS dan pada 4o - 7o 05' BT (Moelyadi dan Widiasmoro, 1978).
Kawasan ini banyak sekali menyimpan misteri yang sangat menarik untuk diungkap. Hal ini dikarenakan pada situs tersebut banyak ditemukan sisa-sisa kehidupan masa lampau yang sangat menarik untuk dicermati dan dipelajari. Yang paling menakjubkan, kita bisa mendapatkan informasi lengkap dari sejarah kehidupan manusia purba baik itu mengenai habitat, pola kehidupannya, binatang-binatang yang hidup bersamanya dan proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu tidak kurang dari 2 juta tahun yang lalu.
Hal yang sangat menarik adalah berdasarkan penelitian bahwa manusia purba jenis Homo erectus yang ditemukan di wilayah Sangiran sekitar lebih dari 100 individu yang mengalami masa evolusi tidak kurang dari 1 juta tahun. Dan ternyata jumlah ini mewakili 65% dari seluruh fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia dan merupakan 50% dari jumlah fosil sejenis yang ditemukan di dunia.(Widianto,et.al.,1996). Namun tidak hanya itu, kandungan batu yang pernah digunakan oleh manusia purba itu pun sangat banyak, sehingga kita bisa secara jelas mengetahui ataupun mengungkap kehidupan manusia purba beserta budaya yang berkembang saat itu.
Dari hasil penelitian para ahli diperoleh gambaran bahwa Sangiran awalnya merupakan bukit yang dikenal dengan sebutan " KUBAH SANGIRAN" dan kemudian tererosi bagian puncaknya sehingga membentuk sebuah depresi akibat adanya pergerakan dari aliran sungai. Secara stratigrafis situs ini merupakan situs manusia purba terlengkap di Asia yang kehidupannya dapat dilihat secara berurutan tanpa terputus sejak 2juta tahun yang lalu yaitu sejak kala Pliosen Akhir hingga akhir Pleistosen Tengah.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 070/0/1977,tanggal 15 Maret 1977 wilayah Sangiran dan sekitarnya ditetapkan sebagai Daerah Cagar Budaya (Rusmulia Tjiptadi Hidayat,1993). Diperkuat lagi dengan ketetapan yang dikeluarkan oleh komite World Heritage UNESCO pada peringatan yeng ke-20th di Merida,Meksiko yang menetapkan Kawasan Sangiran sebagai Kawasan World Heritage ( Warisan Dunia) No. 593 ( Widianto,H., dan Sadirin.,1996).

Kawasan Situs Sangiran merupakan salah satu obyek wisata ilmiah yang sangat menarik. Potensi kepariwisataannya sangat tinggi nilainya bagi ilmu pengetahuan dan merupakan asset yang penting bagi pemerintah Sragen. Sejak ditetapkannya wilayah ini sebagai "World Heritage" oleh UNESCO dan sangat diperhatikan dalam pengembangannya. Sangiran mempunyai arti yang sangat besiar dalam sumbangannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia khususnya Arkeologi, Ilmu Geologi, Ilmu Paleoanthropologi, dan Ilmu Biologi. Potensi yang ada di Situs Sangiran yang bisa dikembangkan obyek pariwisata yaitu antara lain :
A. Museum Sangiran
Museum ini terletak di Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen (kurang lebih 3 km dari Jalan Solo-Purwodadi). Museum ini menampung semua koleksi temuan fosil di Kawasan Cagar Budaya Sangiran yang mempunyai luas areal 56 km2. Museum ini dibangun pada tahun 1980 yang menempati areal seluas 16.675 m2. Bangunan tersebut bergaya joglo yang terdiri atas:
1. Ruang pamer yaitu ruang utama tempat koleksi terdisplay
2. Ruang laboratorium yaitu tempat dilakukannya proses konservasi terhadap fosil-fosil yang ditemukan
· Ruang pertemuan yaitu ruang yang digunakan untuk segala kegiatan yang diadakan di museum
· Perpustakaan yaitu ruang penyimpanan koleksi buku-buku
· Ruang penyimpanan yaitu ruang yang digunakan untuk menyimpan koleksi fosil-fosil
· Mushola
· Toilet
Jumlah koleksi yang ada di museum ini hingga kini mencapai 13.806 buah yang tersimpan dalam dua tempat yaitu 2.931 tersimpan di ruang display dan 10.875 tersimpan di dalam gudang penyimpanan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan ruang yang ada di ruang display, namun dalam anggaran tahun 2003 dilakukan pengembangan ruang display sehingga dapat memamerkan lebih banyak lagi koleksi yang ada. Koleksi yang tersimpan di dalam museum ini dikategorikan dalam beberapa kelompok yaitu:
Cetakan Fosil Manusia: Australopithecus Africanus, Phithecanthropus Modjokertensis, Pithecanthropus erectus, Pithecanthropus Soloensis, Homo Neanderthal Eropa, Homo Neanderthal Asia dan Homo Sapiens sapiens
Fosil Manusia: Homo sapiens
Fosil Hewan Bertulang Belakang (Vertebrata): Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaejavanica (harimau), Sus sp. (Babi), Rhinocerous sondaicus (Badak), Bovidae (sapi, Banteng), dan Cervus sp (Rusa). Menurut Harry Widianto jenis gajah purba ditemukan secara sporadic di seluruh wilayah Sangiran.
Fosil Binatang Air: Crocodillus sp. (Buaya), ikan, kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (Kuda Nil), Moluska (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), foraminifera dan Chelonia sp (kura-kura). Binatang-binatang ini merupakan sisa-sisa binatang yang muncul sejak jaman Akhir Pliosen.
Batuan: Rijang, Kalsedon, dan Agate, yang merupakan bahan pembuatan alat-alat dari batu yang banyak ditemukan di daerah Sangiran maupun di sekitar Pegunungan Kendeng.
Fosil Tumbuhan Laut: Diatomit, yaitu endapan dari ganggang laut diatomea
Alat-alat Batu: Serpih, Bilah, Serut, Gurdi, kapak Perimbas, Bola Batu, dan Kapak Penetak. Alat-alat batu yang ditemukan di wilayah Sangiran merupakan suatu hasil budaya manusia purba dalam usaha beradaptasi dengan lingkungan alam sekitarnya. Menurut para ahli, manusia prasejarah Sangiran sudah mulai menciptakan
B. Audio Visual
Suatu ruangan yang dibangun khusus untuk pemutaran film kisah kehidupan manusia prasejarah. Hal ini untuk melengkapi tentang informasi yang diperoleh wisatawan yang sudah menyaksikan fosil-fosil tinggalan dari kehidupan masa prasejarah di Sangiran.
Keberadaan Kawasan Sangiran ini sangatlah penting dan menarik untuk kita nikmati, secara nyata kita dapat melihat lokasi-lokasi temuan dan lapisan stratigrafi yang sudah berumur jutaan tahun. Arealnya seluas 56 km2 yang hingga saat ini masih dihuni oleh masyarakat sekitar Sangiran. Kesibukan bukit tandus ini mampu menceritakan dengan jelas dan memberikan informasi yang sangat penting bagi ilmu pengetahuan. Areal ini untuk anggaran 2003 akan dikembangkan menjadi obyek wisata yangs angat menarik di samping untuk menjaga kelestarian dari wilayah Cagar Budaya tersebut. Pihak pemerintah daerah Sragen dibantu sebagai aset wisata yang sangat penting secara penting secara nasional maupun internasional.
C. Museum Lapangan
Wilayah seluas 56 km2 merupakan museum lapangan yang terletak di dalam zona inti yang banyak sekali mengandung fosil yang lengkap dengan kronologi stratigrafinya yang terbagi dalam cluster Ngebung, Bukuran dan Dayu. Lokasi-lokasi inilah yang menjadi tempat ditemukannya fosil manusia purba.
D. Handycraft
Masyarakat Sangiran sangat potensial untuk dikembangkan untuk mendukung kepariwisataan Situs Sangiran karena mereka mempunyai keterampilan dalam membuat handycraft. Partisipasi masyarakat sekitar sebagai aktor pendukung sangat diharapkan dan perlu mendapat binaan sehingga terwujud suatu koordinasi yang sangat bagus antara Pemerintah Daerah dan Masyarakat. Dengan demikian tingkat perekonomian masyarakat dapat terangkat dan kehidupan social ekonominya akan semakin membaik. Keberadaan masyarakat pengrajin ini sudah mewakili dari Sapta Pesona yang harus ada dalam suatu obyek wisata. Handycraft adalah hasil kerajinan asli masyarakat Sangiran sehingga wisatawan tidak perlu susah untuk mendapatkan souvenir dari Sangiran. Keramah-tamahan dari masyarakat juga merupakan suatu hal yang sangat penting, sehingga para wisatawan mendapatkan kesan yang positif dan menciptakan suatu kenangan yang tak terlupakan. Dengan demikian partisipasi masyarakat pengrajin ikut menentukan akan kemajuan Situs Prasejarah Sangiran sebagai obyek pariwisata dan merupakan obyek yang diakui dunia menyimpan suatu rahasia yang unik dan menarik.

No comments:

Post a Comment