Teori Belajar
Kognitivisme
Menurut teori kognitivisme, belajar
merupakan perubahan persepsi dan pemahaman, perubahan tersebut tidak selalu
berbentuk perubahan tingkah laku yang diamati. Asumsi dasar teori ini adalah
bahwa setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan didalam dirinya,
pengetahuan dan pengalaman ini tertata dalam bentuk kognitif. Teori ini
mengungkapkan bahwa proses belajar akan lebih baik bila materi pelajaran yang
baru dapat beradaptasi secara tepat dengan struktur kognitif yang sudah
dimiliki siswa. Setidaknya ada beberapa teori yang bertolak pada teori
kognitivisme, antara lain.
Kelompok teori kognitif beranggapan
bahwa belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan perseptual untuk
memperoleh pemahaman. Dalam model ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan dan
perubahan tingkahlaku sangat dipengaruhi oleh proses berfikir internal yang
terjadi selama proses belajar.
Kegiatan kognitif meliputi pembuatan
keputusan (decision making), pemecahan masalah (problem solving), analisis
(analyzing), sintesis (synthesizing), evaluasi (evaluating), pengingatan
(remembering). Target dari teori belajar kognitif adalah pemahaman terhadap
kegiatan-kegiatan kognitif tersebut. Beberapa Teori belajar kognitif ini sangat
penting dalam dunia pendidikan karena memberikan pengantar dan model
insruksional yang eksplisit.
Sehingga, keinginan kognitivisme,
bahwa manusia harus berpengetahuan, manakala diberikan pengetahuan oleh orang
lain dan harus dihapal agar pengetahuan itu bisa dimiliki olehnya. Transformasi
pengetahuan sering menjadi andalan dalam teori belajar kognitivisme.
Teori kognitivisme memiliki beberapa ciri-ciri ,
antara lain:
- mementingkan apa yang ada pada diri sendiri
- mementingkan keseluruhan
- mementingkan peranan fungsi kognitif
- mementingkan keseimbangan dalam diri si pelajar
- mementingkan kondisi yang ada pada waktu itu
- mementingkan pembentukan struktur kognitif
- dalam pemecahan masalah cirinya adalah insight
Prinsip-prinsip
Teori Belajar Kognitivisme
Menurut Hartley & Davies (1978), Prinsip-prinsip kognitifisme dari
beberapa contoh diatas banyak diterapkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam
melaksanakan kegiatan perancangan pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut
adalah:
- Mahasiswa akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu;
- Penyusunan materi pelajaran harus dari yang sederhana ke yang rumit. Untuk dapat melakukan tugas dengan baik mahasiswa harus lebih tahu tugas-tugas yang bersifat lebih sederhana;
- Belajar dengan memahami lebih baik dari pada menghapal tanpa pengertian. Sesuatu yang baru harus sesuai dengan apa yang telah diketahui siswa sebelumnya. Tugas guru disini adalah menunjukkan hubungan apa yang telah diketahui sebelumnya
- Adanya perbedaan individu pada siswa harus diperhatikan karena faktor ini sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Perbedaan ini meliputi kemampuan intelektual, kepribadian, kebutuhan akan suskses dan lain-lain. (Toeti Soekamto 1992:36)
Implikasi
Teori Belajar Kognitivisme Terhadap Proses Belajar
Beberapa implikasi teori
kognitivisme terhadap proses belajar sehari-hari antara lain, yaitu:
- Menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi belajar yang akan dipelajari oleh siswa
- Dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara apa yang sedang dipelajari siswa “saat ini” dengan apa yang akan dipelajari siswa siswa sedemikian rupa sehingga
- Mampu membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah
- Untuk meningkatkan kemampuan berfikir, dan menjadi pembelajar yang sukses, maka pengajar yang menganut paham Kognitivisme banyak melibatkan kegiatan dimana faktor motivasi, kemampuan problem solving, strategi belajar, memory retention skill sering ditekankan.
No comments:
Post a Comment