3. Sitoplasma
Sitoplasma
merupakan suatu cairan sel dan segala sesuatu yang larut di dalamnya, kecuali
nukleus (inti sel) dan organela. Sitoplasma yang berada di dalam inti sel
disebut nukleoplasma. Sitoplasma
bersifat koloid kompleks, yaitu tidak padat dan tidak cair. Sifat koloid
sitoplasma ini dapat berubah-ubah tergantung kandungan air. Jika konsentrasi
air tinggi maka koloid akan bersifat encer yang disebut dengan sol, sedangkan
jika konsentrasi air rendah maka koloid bersifat padat lembek yang disebut
dengan gel. Sitoplasma tersusun atas air yang di dalamnya terlarut
molekul-molekul kecil (mikromolekul) dan molekul-molekul besar (makromolekul),
ion-ion dan bahan hidup (organela) ukuran partikel terlarut yaitu 0,001 – 1
mikron, dan bersifat transparan. Bagian yang merupakan lingkungan dalam sel
adalah matrik sitoplasma. Tiap-tiap organela mempunyai struktur dan fungsi
khusus. Organela yang menyusun sitoplasma adalah sebagai berikut.
Mitokondria
Mitokondria merupakan organela penghasil energi dalam
suatu sel. Mitokondria memiliki bentuk bulat tongkat dan berukuran
panjang antara 0,2-5 mikrometer dengan diameter 0,5 mikrometer.
Dengan bantuan mikroskop cahaya, keberadaan mitokondria
dapat terlihat, tetapi untuk dapat melihat struktur dasarnya
harus menggunakan mikroskop elektron. Mitokondria disusun oleh bahan-bahan antara lain
fosfolipid dan protein. Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu
membran luar dan membran dalam. Permukaan pada membran luar halus,
sedangkan pada membran dalam banyak terdapat lekukan-lekukan ke
dalam yang disebut krista. Adanya lekukan-lekukan ini akan
dapat memperluas bidang permukaannya. Krista berperan dalam penyerapan oksigen
untuk respirasi. Dari proses respirasi inilah dapat dihasilkan energi.
Jadi, mitokondria berfungsi untuk tempat respirasi sel atau sebagai
pembangkit energi. Mitokondria mempunyai enzim yang dapat mengubah energi
potensial dari makanan kemudian disimpan dalam bentuk ATP. ATP inilah
yang merupakan sumber energi sebagai bahan bakar untuk melakukan
proses kegiatan untuk hidup.
Retikulum endoplasma
ada dua macam, yaitu retikulum
endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus.
1) Retikulum Endoplasma Kasar (REK)
Retikulum endoplasma kasar ditempeli dengan ribosom yang
tersebar merata pada permukaannya. Ribosom merupakan tempat
sintesis protein. Protein yang sudah terbentuk kemudian akan diangkut ke
bagian dalam retikulum endoplasma, dan kemudian disimpan di dalam
membran yang berkantong yang disebut vesikula.
2) Retikulum Endoplasma Halus (REH)
Retikulum endoplasma halus tidak ditempeli oleh ribosom.
Permukaan REH ini menghasilkan enzim yang dapat mensintesis
fosfolipid, glikolipid, dan steroid.
Jadi, secara umum fungsi retikulum endoplasma antara lain:
1) penghubung selaput luar inti dengan sitoplasma,
sehingga menjadi penghubung materi genetik antara inti sel dengan sitoplasma;
2) transpor protein yang disintesis dalam ribosom; dan
3) biosintesis fosfolipid, glikolipid, dan sterol.
Ribosom
merupakan struktur terkecil yang bergaris tengah
17-20 mikron, letaknya di dalam sitoplasma sehingga hanya bisa dilihat
dengan bantuan mikroskop elektron.
Semua sel hidup memiliki ribosom. Ribosom berfungsi untuk sintesis protein, yang selanjutnya digunakan untuk
pertumbuhan, perkembangbiakan atau perbaikan sel yang rusak. Pada
sel-sel yang aktif dalam sintesis protein, ribosom dapat berjumlah 25% dari
bobot kering sel. Keberadaan ribosom secara acak
tersebar di dalam sitoplasma, tetapi ada beberapa yang terikat pada membran
retikulum endoplasma kasar (REK). Sel hati merupakan sel yang banyak mengandung ribosom,
karena sel hati terlibat aktif dalam melakukan sintesis protein.
Badan Golgi
Organela ini ditemukan pertama kali oleh Camilio Golgi,
seorang ilmuwan dari Italia. Badan golgi biasa dijumpai pada sel
tumbuhan maupun hewan. Pada sel hewan terdapat 10-20 badan golgi. Lain
halnya dengan tumbuhan yang memiliki ratusan badan golgi pada setiap
sel. Badan golgi terdiri atas sekelompok kantong pipih yang dibatasi
membran yang dinamakan saccula. Di
dekat saccula terdapat vesikel
sekretori yang berupa gelembung bulat. Badan golgi pada tumbuhan disebut
dengan diktiosom. Pada diktiosom terjadi pembuatan polisakarida dalam bentuk
selulosa yang digunakan sebagai bahan penyusun dinding sel. Secara umum fungsi dari badan golgi antara lain:
1) secara aktif terlibat dalam proses sekresi, terutama
pada sel-sel kelenjar;
2) membentuk dinding sel pada tumbuhan;
3) menghasilkan lisosom;
4) membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim
untuk memecah dinding sel telur.
Lisosom
hanya ditemukan pada sel hewan saja. Lisosom merupakan struktur agak bulat yang dibatasi membran tunggal, memiliki ukuran diameter 1,5 mikron. Lisosom berperan aktif melakukan fungsi imunitas. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik untuk memecah polisakarida, lipid, fosfolipid, dan protein. Lisosom berperan dalam pencernaan intrasel, misalnya pada protozoa atau sel darah putih. Lisosom juga berperan penting dalam matinya sel-sel.
Lisosom banyak terdapat pada sel-sel darah terutama leukosit, limfosit,
dan monosit. Di dalam sel-sel tersebut lisosom berperan mensintesis enzim-enzim
hidrolitik untuk mencernakan bakteri-bakteri patogen yang menyerang tubuh.
Agar dapat memahami struktur lisosom, Lisosom membantu menghancurkan sel yang luka atau mati dan menggantikan dengan yang baru yang disebut dengan autofagus.
Contohnya lisosom banyak terdapat pada sel-sel ekor kecebong. Ekor
kecebong secara bertahap akan diserap dan mati. Hasil penghancurannya
digunakan untuk pertumbuhan sel-sel baru bagi katak yang sedang dalam masa
pertumbuhan. Begitu pula selaput antara jari-jari tangan dan kaki
manusia ketika berujud embrio akan hilang setelah embrio tersebut lahir.
Sentrosom
Sentrosom hanya dijumpai pada sel hewan. Bentuk sentrosom
bulat kecil. Organela ini terdapat di dekat inti, berperan dalam
proses pembelahan sel. Sentrosom menyerupai bola-bola duri karena adanya
serat-serat radial.
Vakuola
Vakuola ialah organela sitoplasmik yang berisi cairan dan
dibatasi selaput tipis yang disebut tonoplas. Vakuola berbentuk cairan yang
di dalamnya terlarut berbagai zat seperti enzim, lipid,
alkaloid, garam mineral, asam, dan basa. Pada sel tumbuhan, vakuola selalu ada.
Semakin tua suatu tumbuhan, maka vakuola yang terbentuk semakin besar. Vakuola berperan untuk menyimpan zat makanan berupa sukrosa dan garam mineral, selain juga berfungsi sebagai tempat penimbunan sisa metabolisme, seperti getah pada batang tumbuhan karet. Vakuola juga terdapat pada protozoa. Vakuola protozoa berupa vakuola kontraktil dan vakuola nonkontraktil.
1)Vakuola kontraktil
Vakuola kontraktil disebut juga vakuola berdenyut. Vakuola kontraktil memiliki fungsi sebagai osmoregulator yaitu mengatur nilai osmotik dalam sel.
2)Vakuola nonkontraktil
Vakuola nonkontraktil disebut juga vakuola makanan, yang
berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan hasil pencernaan
makanan ke seluruh tubuh.
Plastida
Plastida juga merupakan organela spesifik yang terdapat
pada sel tumbuhan. Di dalam plastida terdapat zat pigmen. Mekanisme
kerja plastida sangat dipengaruhi oleh rangsang cahaya. Pada lingkungan
yang banyak terdapat penyinaran matahari, maka plastida menghasilkan
pigmen warna
yang disebut kloroplas, antara lain pigmen hijau (klorofil),
kuning (xantin), dan kuning kemerah-merahan (xantofil). Plastida
yang tidak terkena cahaya matahari tidak akan menghasilkan pigmen warna yang
disebut leukoplas atau amiloplas yaitu untuk tempat amilum.
Kloroplas
Pada sel tumbuhan ada bagian paling spesifik yang tidak
terdapat pada sel hewan, yaitu bagian yang berperan dalam proses
fotosintesis. Bagian manakah itu? Tentu Anda sudah mengetahui bahwa bagian yang
dimaksud adalah klorofil. Klorofil dihasilkan oleh suatu struktur
yang disebut kloroplas. Kloroplas hanya terdapat dalam sel tumbuhan dan ganggang
tertentu. Pada sel-sel tumbuhan, kloroplas berbentuk cakram dengan
diameter 5-8 m dengan tebal 2-4 m.
No comments:
Post a Comment