bingung mau mulai dari mana, hari ini aku hanya melakukan hal biasa, rutinitas menjemukan, bangun tidur mandi sarapan trus berangkat sekolah, hari ini pelajaran yang menjemukan buatku, tadi pagi matematika terus fisika, sekarang pelajaran sejarah, padahal katanya bangsa yang besar adalah bangsa yang mengingat dan menghargai sejarah pendahulunya, yah tapi tetap saja menjemukan rasanya seperti didongengin sebelum tidur, yah biasanya aku tak begitu fokus, hanya mencoret-coret buku catatanku, hanya sekedar menghilangkan rasa jemu, alangkah terkejutnya saat vina, temenku yang kebetulan duduk didepanku menoleh kebelakang "ar, tau jawaban soal nomer 5 g?" lhooh emang disuruh ngerjain soal apa? pikirku sambil bengong kaya orang kesambet setan, "waduh, tak kirain ngerjain ternyata malah gambar"
ternyata didepan sudah ada 10 soal dari guruku "tau vin" sebelum dia kembali menghadap kedepan, pantesan terasa sepi, "jawabannya valid g? tak kirain kamu itu serius ngerjain dari awal tadi terlihat kayak mencatat gitu" "jawabnya, presiden suharto memang menjabat selama 32 tahun namun tetap diadakan pemilu setiap 5 tahun, tetapi sekarang tidak bisa karena sekarang hanya dapat menjabat sebagai presiden selama 2 periode atau 10 tahun saja, pada jaman pak harto dulu belum ada aturan seperti itu" jawabku, tak kusangka dia memperhatikan aku, padahal aku termasuk siswa pemdiam yang buruk rupa, "yang bener?" "lha kamu dari tadi fokus g?" "ya fokuslah tapi setengah-setengah".
"sudah selesai semuanya, sekarang kumpulkan" "belum bu," "bentar lagi bu!" untungnya tadi vina tanya ke aku, jadi aku sekarang sudah selesai, dan ketua kelas yang mengumpulkan jawaban satu kelas, sejak itu aku mulai akrab dengan vina, vina soraya...
tak terasa minggu depan sudah ujian semester, banyak temenku yang khawatir tidak lulus, lalu "gimana kalau seminggu ini kita belajar kelompok" celoteh raka, temen sebangkuku "bener, pulang sekolah aja" kata burhan "kamu ikut g ar?" tanya bari "aku sih..." "aku ikut ya, ma vina juga" kata refani temen sebangkunya vina, "arif jelas ikut, ntar g da yg ngajarin bilogi klo kamu g ikut ar, okey?" lanjutnya, padahal aku harus bantuin ibu "ya sudah aku ikut" terpaksa deh ikut ya kan cuma 1 minggu aja.
senin pertama, mapel ujian semester pertama fisika dan sejarah, hari itu kami kerumah bari, dia memang jagonya fisika dan kimia, ternyata orang tuanya sangat ramah dan taat ibadah, religius banget pokoknya, dan juga kakaknya cantik banget kami sempat tepana, beda banget ma bari yang ugal-ugalan, sejam kami belajar diteras biar tidak mengganggu tuan rumah, kami sudah merasa jenuh, walau sudah dikasih cemilan oleh ibunya bari, kami memutuskan ganti membahas sejarah, yang jadi masalah siapa yang jadi tentornya, melihat nilai ulangan selama ini raka dan aku yang nilainya konsisten bagusnya, setelah berembug raka yang jadi tentor, karena belum ada persiapan jadinya kami mengatakan bab apa yang nilai kami jelek, dan raka harus menjelaskan, namun tak banyak yang dia jelaskan, akhirnya dia mengaku nilai bagus itu dia dapet dari menyontek catatan dan lembar jawabku, terpaksa deh akhirnya aku yang menjelaskan pada mereka materi sejarah yang aku benci, yah aku jawab seingetku aja karena selama ini aku g pernah belajar soal sejarah, namun mereka bilang cukup jelas dibanding saat dikelas.
tak terasa sore menjelang, sudah waktunya kami berpamitan, sialnya rumahku dengan rumah raka arahnya berlawanan kalau dari rumah bari, biasanya aku memang bonceng raka di perempatan jalan dekat rumah bari, rumah dian deket rumah bari, ya seperti biasa dari perempatan ini aku jalan kaki, ya lumayan jauh sekitar 1km, saat berjalan "ar tak anter yuk" hah,,, vina mau mengantarku pulang, membuatku sangat terkejut, ya akhirnya aku bonceng dia, walau agak malu.
seminggu yang membuat kami akrab, belajar bersama dan melewati masa yang menyenangkan bagi kami ber-enam, khususnya bagiku karena tiap hari vina selalu memberi tumpangan, senin hari pertama ujian, belajar kelompok kami tidak sia-sia, terlihat dari wajah temen-temen yang sumringah setelah ujian, kami memutuskan belajar kelompok lagi untuk meteri ujian besok, ujian semester seminggu yang biasanya membosankan bagiku menjadi seminggu yang menyenangkan, apakah ini yang dinamakan cinta, sabtu hari terakhir kami ujian, wajah-wajah lelah tampak bertebaran disekolah kami, namun hanya beberapa yang berwajah ceria dan semangat termasuk kami, "baru kali ini ujian terasa enteng dan menyenangkan" kata dian, "apa lagi kalau besok ada yang nraktir, kan ada pasangan baru" kata refani "betul itu, pj" "pajak jadian" kata mereka serentak, buset udah ditodong kayak rampok, jadian aja belum pikirku "sopo sing jadian" tanyaku "kalian" kata mereka yang melihat vina yang telah berdiri dibelakangku, aku hanya menoleh sejenak "besok makan-makan dimana ar?" tanya refani sambil melirik vina "makan-makan moyang loe, aku g ada dana buat nraktir kalian dan aku belum jadian ma siapapun" "alah ar, jangan pura-pura, kami sudah melihat fakta kok" kata raka, yang tak terduga "besok kita ke ws aja, ntar aku yang traktir" kata vina dengan muka yang agak memerah, "hah" kami berlima serentak kaget setengah mati "ya kan kalian sudah membatuku belajar" tambah vina
minggu hari yang aku tunggu, pertama kali makan bersama vina, walau berenam, jam 8 aku bersiap berangkat, jam 9 raka akan menjemputku, saat aku mau mandi, ibuku menyuruhku menjemur padi hasil sawah kami, walau hasil sawah kami jual semua biasanya pembeli akan memberikan 2 atau 3 karung padi buat petani, biasanya hasil panen sekitar 20an karung lebih, ya terpaksa aku harus menjemur padi 3 karung, ternyata raka sudah didepan rumahku, "ka, aku g jadi ikut, ibuku yg nyuruh, sory banget ya, takut dimarahi, salam aja buat temen-temen" "g asik ibumu, ya udah tak bilang ke vina dulu" setelah lima belas menit, raka kembali dengan vina, bari, dian dan refani, "ibumu mana ar?" tanya vina, "ada didalem" "kalian tunggu disini bentar ya" mau apa vina ngajak kedalem ketemu ibuku lagi, "ehem, ketemu camer nih" sindir mereka, "bu ada tamu, temenku" ibuku masuk ke ruang tamu "eh non vina, ada angin apa dateng kesini?" lhoh kok ibuku sudah kenal "iya bu, saya mau ajak keluar arif, dia sudah membatuku belajar sebelum ujian semester kemarin, sekarang sudah selesai ujiannya dan mumpung masih libur, bolehkan bu, cuma maen dan maem saja kok bu" "iya non, boleh kok, ya udah mandi dulu sana" tanpa berkata apapun aku masuk kedalam dan mandi, memakai satu-satunya pakain yang masih cukup pantes buat jalan-jalan, maklum aku cuma anak desa, tapi vina kok bisa kenal ma ibuku, ternyata temen-temenku yang lain sudah ada diruang tamu, "ya sudah hati-hati dijalan" kami berenam keluar dari rumahku, dan aku disuruh boncengen vina, hatiku dag dig dug g karuan, "eh,eh, kamu mau ngapain, emangnya kamu bisa bawa motor?" "g papa kok bu, arif sudah saya ajarin naik motor" aku hanya tersenyum pada ibuku dan berlalu, "vin, kamu kok kenal ibuku?" "ya jelas kenal, pak yono, ayahmu bekerja di perkebunan ayahku, pak yono itu pegawai paling rajin dan paling dipercaya ayahku, beliau sering diundang kerumahku ibumu juga ar" "oh, pantes bapak sering bilang pergi kondangan malem-malem padahal g pernah dapet undangan" "makanya tadi aku nyuruh yang lain nunggu diluar dulu biar kamu g malu, ibumu itu terlalu memandang tinggi keluargaku, jadi sungkan aku" "oh, makasih" sejak saat itu kami makin akrab walaupun belum ada ikatan, ataupun pacaran bahkan menyatakan saling suka, ya aku cuma ingat pesan ibuku, kalau keluargaku itu orang kecil orang rendah, tidak pantas bersanding dengan keluarga vina yang kaya dan terpandang.
sabtu, hari penerimaan hasil belajar kami selama 1 semester ini, kami sudah tidak sabar, biasanya ada upacara dulu, sambutan kepala sekolah penghargaan bagi 10 besar satu sekolah per angkatan, bagi kami itu semua g penting karena kami g pernah dapet, aku paling di urutan 30an dari 240 siswa seangkatan, kalau bari dia memang pintar tapi mungkin di urutan 15, dia sering jatuh dipelajaran ips dan pkn, apalagi raka si tukang contek dan dian si malas, namun hari itu pidato kepala sekolah lain dari biasanya, katanya hari ini hari berkabung bagi sekolah kita dan proses penyerahan penghargaan dipercepat dan setelah menerima hasil dipersilahkan pulang, ini baru asik pikirku.
didalam kelas sudah ramai seperti pasar, anak-anak sudah tidak sabar menerima hasil belajarnya, wali kelas kami masuk dengan wajah yang sedih, ada apa ini pikirku, vina belum masuk, kemarin dia pucat banget, sampai pingsan lalu diantar pulang oleh para guru, dengan suara yang bergetar wali kelas kami berkata "teman kalian, anak didik kami yang seperti anak sendiri telah berpulang, vina soraya telah meninggal dunia tadi pagi pukul 2 setelah menerima hasil belajar diharapkan semua siswa datang kerumahnya untuk mendoakan agar arwahnya diterima tuhan yang maha esa, amin", serentas suara tangis kesedihan terderang, semua bersedih terutama refani, sahabat akrabnya, ingin rasanya aku berteriak, meluapkan kesedihanku, aku hanya diam dan meneteskan air mata, tubuhku serasa membatu lidahku kaku, hanya sebentar aku merasa dekat dengannya, baru kemarin aku melihat senyumannya, mendengar suaranya, melihat parasnya, tuhan...
kami sekelas menuju kerumah vina, kami semua membantu proses pemakamannya, kami selalu mendoakannya, bahkan orang tuaku juga ada disana, pemakaman selesai, kami berdoa untuk vina, para pelayat meninggalkan pemakaman seiring dengan selesainya doa yang dipandu ustad, tinggalah keluarga dan kerabat vina, teman-teman juga beranjak pamitan, saat aku mau berpamitan orang tuaku memanggilku, "pak soraya mau ngomong ma kamu", setelah semua selesai mendoakan vina, kami menuju rumah vina, aku dan orang tuaku diajak kesebuah ruangan oleh orang tua vina, belau lalu menjelaskan panjang lebar, intinya mereka mau mengadopsiku, itu permintaan terakhir vina yang menderita leukimia disaat sebelum kematiannya, vina ingin agar aku menjadi anak angkat dikeluarganya, sebenarnya dia ingin agar aku menjadi menantu dikeluarganya namun sudah tidak ada waktu untuknya, yang bisa dia lakukan hanya ini untuk orang yang dicintainya.
kini umurku sudah 27 tahun, sudah memiliki sebuah perkebunan warisan sebuah toko komputer yang aku bangun dan 2 ayah yang ku banggakan 2 ibu yang aku sayangi 4 adik yang hebat-hebat
No comments:
Post a Comment