panasnya sorotan surya siang itu tak mengurangi semangat anak-anak muda yang sedang gemar menjelajah gunung demi mendapat kepuasan nurani dan pengalaman baru, mereka berkemas dan berkumpul di depan kampus mereka, dari sana mereka berboncengan naik motor menuju vila milik fahmi, salah satu dari mereka yg sebenarnya anak orang kaya
'fahmi vilamu sudah siap?' tanya ardi 'sudah tenang ja kemarin aku dah kesana sama pak jo, dia sudah membersihkan semua dan persediaan udah da' ardi adalah ketua mereka, mereka berboncengan memakai 4 motor 5 pemuda dan 3 pemudi yang gemar akan petualangan.
petang senja menyambut mereka di sebuah vila yg sudah mulai usang karena jarang dihuni, terlihat rumput liar yang meninggi, segera mereka masuk dan menurunkan bawaan mereka, perjalanan yg menyita tenaga sesegera mungkin mereka ingin mandi, di vila itu ada tiga kamar, 1 kamar di lantai atas untuk para gadis, 2 kamar di lantai bawah 1 untuk sang empunya vila dan 1 kamar lagi untuk 4 cowok lain, setiap kamar tentunya dilengkapi dengan kamar mandi, ruang tengah dengan tungku pengapian, ruang tamu yang lumayan bagus, dapur yang lengkap dengan sebuah bar mini, orang tua fahmi memang cukup tergolong orang papan atas, memiliki perusahaan depot pengisian bahan bakar dibeberapa tempat, tak heran kalau keluarga fahmi memiliki banyak vila dibeberapa kawasan wisata dengan fasilitas lengkap.
'mi kau udah mandi?' 'udah ar, makanya santai' 'aku pinjam kamar mandimu ya, males ngantri nih' 'ya udah pake ja' malam itu rencananya hanya untuk istirahat, baru paginya mereka akan memulai pendakian di bukit kawi.
'nih mi, biar g terlalu dingin' 'trims na'sambil menerima kopi buatan vina, setelah itu berdatangan teman mereka yg nampak lebih segar setelah mandi, ardi, raka, dira, fuma, ani, dan dina, mereka melepas canda tawa, memang sejak pertama berkumpul mereka memiliki hobi yang sama bertualang.
'nampaknya semua sudah terlelap nih mi' 'iya fum, ayo ngeprint peta trus kita tidur' fuma dan fahmi memang cukup menguasai teknologi, ardi hanya hebat dalam naluri dan bertahan di alam liar, yang lain menguasai navigasi, p3k, dan ilmu terapan lapangan mereka selalu bekerja sama menggunakan keahlian masing-masing.
ayam bernyanyi menyambut fajar, mereka segera bersiap berangkat membawa bekal masing-masing semua sesuai rencana, mereka tiba di posko kontrol jam 6 pagi disana baru ada 1 petugas jaga, mereka bergegas berjalan kesana segera ingin mengisi buku pendakian.
'sebelum berangkat ada baiknya kita berdoa agar semua selamat' mereka menundukkan kepala sejenak untuk memohon keselamatan.
'selesai ayo berangkat' mereka mulai melangkah ke pedalaman bukit yg rimbun memulai perjalanan yg nantinya akan mengubah kehidupan mereka kelak, berpandu pada peta dan navigasi mereka berharap mencapai puncak bukit sebelum sore untuk mengabadikan mentari senja yg merona indah, tanpa terasa sudah 3 jam mereka menyusuri rute pendakian dan telah memotret beberapa spot pemandangan yg lumayan bagus namun para gadis sudah mulai nampak kelelahan terpaksa mereka beristirahat, sementara itu fahmi dan fuma memeriksa rute selanjutnya dan mengamati keadaan.
'ar, kau merasakannya g?' 'pikiranmu sama sepertiku, angin dingin lembab mulai terasa, betulkan dira?' 'ya itu yg mau aku bicarakan, sebaiknya kita beri tau yg lain'
setelah semua berkumpul ardi dan dira menjelaskan keadaan yg akan terjadi, dan mereka segera mempersiapkan menghadapi kemungkinan terburuk, yang mereka takutkan akhirnya terjadi setelah berjalan beberapa meter melangkah langit menjadi kelam seakan menjadi malam, tak lama hujan turun sangat deras bergemuruh menerpa dedaunan, mereka saling berpegangan dan menautkan tali dipinggang mereka agar tidak terpisah karena pandangan mereka tertutup hujan yg sangat deras, mereka menyusuri jalan setapak yg licin dengan berharap sampai di puncak yg disana ada sebuah pondok peristirahatan, hanya mengandalkan ingatan fahmi dan fuma mereka terus menerobos hujan yg begitu derasnya, tak jarang mereka terjerembab dalam kubangan lumpur, setelah 4 jam berjibaku melawan kerasnya alam mereka sampai di pondok yg ada dipuncak, mereka segera masuk membuka jas hujan, memakai jaket dan berharap hujan segera reda karena keadaan membuat mereka khawatir yg harusnya saat itu siang menjadi seperti malam nampaknya sang surya tertutup awan hitam, ardi segera membuat api dari tabung gas mini yg biasanya digunakan untuk mengisi korek api, para gadis memasak mie instan yg mereka bawa, yg lain membuat minuman sekedar mengusir dingin yg menusuk sampai ketulang mereka dan rasa laper yg terus menghantui mereka sejak hujan tadi, sisanya membersihkan ransel dan jas hujan mereka yg penuh lumpur.
hujan mereda setelah dua jam mengguyur bukit, persediaan makanan dan gas sudah hampir habis, mau tidak mau mereka menerobos jalanan berlumpur dengan ditemani gerimis sisa hujan lebat tadi, rute menurun dengan keadaan basah seperti ini akan semakin menguras tenaga, ditambah dinginnya udara meperburuk keadaan mereka, dua jam telah berlalu wajah-wajah pucat menggigil yg terlihat
'kita istirahat dulu' 'enggak fum kita terus, keadaan mungkin akan semakin buruk' 'tapi ar, kau tak lihat keadaan cewek-cewek itu, sudah tak mungkin berjalan lagi, mereka butuh istirahat' 'kita gendong mereka, ayo yg merasa kuat' fuma, ardi dan dira yg menggendong sisanya membawa ransel, mereka berjalan melambat tenaga terkuras dingin, hari semakin meredup, akhirnya mereka sampai di titik terminal terakhir sebelum posko utama, tinggal beberapa ratus meter lagi, namun fuma merasa harus istirahat melihat temannya letih terkuras, akhirnya yg istirahat fuma dira dan ketiga cewek sedang raka ardi dan fahmi menuju posko kontrol meminta bantuan, setengah jam berlalu raka ardi dan fahmi sampai di posko raka menjelaskan yg terjadi, ardi memutuskan ikut dengan regu penolong sedang fahmi dan raka pulang ke vila.
saat raka ardi dan fahmi melanjutkan perjalanan, fuma dira dan ketiga gadis beristirahat di dekat pohon yg besar, mereka merasa lemah tak berdaya dan kedinginan rasa kantuk menggelayuti mereka yg memaksa mereka untuk memampar muka mereka agar tetap terjaga, sungguh masa yg sangat sulit bagi mereka hingga nyaris pingsan, namun saat itu fuma melihat seberkas cahaya diantara dedaunan dan dia mencoba melambaikan tangan ardi datang dengan beberapa orang merangkul mereka untuk menuruni bukit, mereka berlima hanya pasrah tak berdaya, setelah perjalanan melelahkan antara hidup dan mati mereka sampai di vila, fahmi dan raka menyambut mereka dan membawa mereka ke ruang tengah, mereka saling berpelukan namun entah kenapa hanya fuma yg merasa agak aneh kenapa ardi fahmi dan raka masih kuat, sedangkan mereka berlima sudah lemah tak berdaya dan tertidur disana walau masih terasa sangat dingin.
pagi datang dengan rona mentari, fuma yg tersadar dari mimpi buruk itu mencoba mengumpulkan tenaga untuk bangkit, badannya penuh lumpur, alangkah terkejutnya dia melihat dira, vina, ani dan dina yg juga tertutup lumpur tertidur disampingnya, namun raka ardi dan fuma tidak ada, iya mencoba membersihkan diri walau badannya masih lemah dan kepala berdenging tak karuan, setelah semua sadar dan membersihkan diri mereka mencari teman yg menyelamatkan hidupnya namun di vila itu hanya ada mereka, karena masih terlalu lelah mereka memutus untuk istirahat dan menunggu, saat itu mereka menyalakan tv, alangkah terkejutnya mereka mendapati sebuah berita bahwa telah terjadi longsor besar di gunung kawi, sontak mereka bangkit dari peristirahatan bergegas menuju posko yg kemarin mereka datangi, disana telah berkerumun banyak orang mengevakuasi longsor, sampai akhirnya mereka temukan menara kontrol gunung kawi tertimbun seutuhnya, dan didalamnya mereka temukan 7 manusia yg sudah tak bernyawa ardi raka fahmi dan 4 penjaga, air mata berlinang dari kelima anak muda yg kehilangan temannya di sisi lain mereka juga sangat berterimakasih telah diselamatkan, hingga akhirnya mereka bertanya siapa yg membawa mereka dari bukit, siapa yg membukakan pintu vila, yg terpenting bagaimana mereka dapat selamat dari musibah ini?
(terinspirasi dari kisah nyata, cerita ini ku persembahkkan pada ketiga teman penyelamatku)
iki tenan mas? piye critane koyo ngene?
ReplyDeletetenanan,,, kui sing ngalami konco akrabku
ReplyDelete