the seeker |
selalu saja aku tak memiliki keberanian, menghilangkan ragaku dibalik bayang indah, aku hanya akan menjadi pemeran dibalik tirai panggung sandiwara takdik, karena aku memang tidak pernah ada dan seharusnya aku memang tidak pernah ada.
***
matahari hari ini seakan lebih berseri, siang ini begitu terik menyengat para pengembara, yah seperti biasa aktivitas di kota ini memang ramai, pejalan kaki sibuk melangkah menyusuri sudut kota, para sopir memacu kuda besi majikannya, jalanan memang dipenuhi para pejuang hidup yg mencari sebutir permata, namun disebuah rumah sakit, seorang ibu sedang berjuang demi sebuah kehidupan baru, ini kali pertama dia akan memiliki momongan, suaminya sedang merantau di kota sebrang yg tak dapat menyanding perjuangannya, dia ditemani kakak iparnya, setelah bayinya lahir dia begitu merasa lega dan bahagia bayinya sehat dan selamat, dia kini memiliki seorang putra, setelah satu minggu suaminya datang membawa nafkah tentunya dan sebuah kanvas yg berlukiskan nama anaknya yg dia buat sendiri.
sepuluh tahun berlalu anak itu tumbuh menjadi anak yg cerdas, anak itu mulai memikirkan banyak hal dan melakukan banyak hal, namun yg paling dia pikirkan adalah sebuah pertanyaan untuk apa dia dilahirkan, dia terus tumbuh dengan dihantui pertanyaan itu, kemana dia pergi selalu dihantui bayang-bayang kebesaran nama ayahnya, yah memang ayahnya seorang reporter yg hebat namanya selalu menjadi yg terdepan, berita dan video yg sangat rahasiapun dapat diperoleh, mulai dari berita bencana, kecelakaan, bahkan soal politik pun dan diliput ayahnya, berita yg dihasilkan selalu menggemparkan, ayahnya yg mempelopori majunya dunia korespodensi dinegrinya, hingga dia selalu terbebani pertanyaan mengapa dia tidak sehebat ayahnya, mengapa dia tidak seperti ayahnya, mengapa dia hanya seperti ini, padahal dia baru smp, padahal dia juga memiliki mimpinya sendiri, kenapa selalu dibandingkan dengan ayahnya, mengapa dia dituntut harus sama dengan ayahnya, itulah yg selalu membenbani selama hidupnya, padahal ayahnya tidak pernah mengajari dia apapun, dia sejak kecil diasuh kakek dan neneknya, hanya beberapa ayahnya pulang untuk menengok ibunya, sedang ibunya sendiri seorang wanita karir yg tersita waktunya mengurusi pekerjaannya, terkadang dia iri kepada teman sebayanya, yg selalu diperhatikan ayah dan ibunya, dia selalu merasa kesepian, dia selalu berpikir sendiri belajar sendiri, dia merasa seperti tidak diperhatikan bahkan dia berpikir keberadaanya seperti diabaikan atau ya seperti tidak diinginkan
hari-harinya dia habiskan untuk merenung memikirkan sebuah jawaban, walau kadang dia ingin bertanya kepada ibunya, namun dia tidak ingin membuat kondisi ibunya memburuk, memang ibunya kondisinya lemah dan rentan terhadap perubahan emosi, karena itu dia selalu menjaga perasaan ibunya, sampai suatu ketika dia mendapt seorang adik, dia awalnya senang karena memiliki teman dirumah, dia begitu sayang, dia mengajarkan apa yang dia bisa, dia membimbing adiknya berbicara, berjalan, berlari dia tumbuh bersama adiknya menjadi seorang berpikiran dewasa dan rendah hati, adiknya kini mulai masuk sekolah, dia selalu berangkat bersama adiknya, hingga sang ayah pulang dari pekerjaannya yg melelahkan, kini ayahnya menjadi editor majalah dikotanya, sang ibupun juga sudah mengurangi waktu kerjanya karena kondisinya melemah, rumahnya kini semakin ramai, semua kini sering berkumpul bersama, dia begitu senang, setelah beberapa lama, dia menyadari orang tuanya seperti lebih memperhatikan sang adik, dia merasa iri, akhirnya dia bertanya pada sang ibu dengan pertanyaan yg tanpa menyinggung ibunya, dia malah diberi nasehat sebagai sebagai seorang kakak dia sewajarnya mengalah untuk adiknya, dia harus membatu adiknya menyayanginya, dan memberikan jalan bagi adiknya, sejak saat itu dia merasa sendiri lagi, dia harus bijaksana menyikapi semua ini, merelakan perhatian orang rua yg lama diharapkan untuk adiknya, dia tumbuh menjadi pribadi yg berbeda dengan teman sebayanya, demi menjaga perasaan ibunya, sebenarnya dia merasa kesepian namun berusaha tegar, mencoba mencari kesenangan dengan dunianya sendiri, dunia yg sangat dia rindukan sekarang, dunia yg diimajinasikan sendiri olehnya.
selalu sekarang dia mencoba menatap kedepan, mencari dunia baru,mencari setitik kebahagiaan semu dari dunia yg baru, di dunia yg dirahasiakan dari orang tuanya selama ini.
No comments:
Post a Comment