|
dia yang menelepon |
Sari seorang karyawati sebuah perusahaan di daerah tangeran, dia anak pertama dari 3 bersaudara, adik laki-lakinya masih sma dan adik perempuannya masih smp, dia pergi sendiri merantau ke sana, tak ada sanak saudara yang ada hanya teman semasa kuliah dulu, dia sudah bekerja selama 4 bulan, awalnya nampak biasa saja sampai ayahnya telepon bahwa neneknya sakit, dia sebenarnya pengen pulang namun dia belum boleh mengambil cuti, karena dia adalah cucu kesayangan neneknya itu, ya akhirnya dia hanya berbicara lewat telepon saja, beberapa minggu berlalu sampai akhirnya beberapa bulan, dan akhirnya Sari dapat cuti akhir taun, dia segera pulang kekampung halamannya untuk bertemu dengan neneknya yg sangat ia sayangi, terlihat senyum bahagia dari wajah neneknya melihat cucu kesayangannya sehat dan dapat pekerjaan sesuai keinginannya, mereka melepas rindu dan hari itu semua keluarga besarnya kumpul untuk melihat kondisi neneknya dan sedikit memberikan kebahagian dimata neneknya, seminggu berlalu waktu cuti Sari segera habis sebelum berangkat kembali ke tengerang Sari memberikan neneknya sebuah hp, kalau neneknya kangen dapat menelpon sendiri lewat hp itu, setelah itu neneknya sering menelpon kadang dia yang menelpon untuk memastikan neneknya baik-baik saja, berbulan-bulan berlalu namun kondisi neneknya semakin menurun sampai akhirnya Sari sibuk dengan tugas kantor yg menumpuk, sampai jarang menelpon neneknya, suasana saat itu serba susah, hingga pada malam itu dia pulang dari kantor setelah lembur, dia berencana mau pulang naik bis umum, saat dihalte tiba-tiba hpnya berdering, ternyata telepon dari neneknya, neneknya menyuruhnya pulang naik taksi atau ojek biar cepat sampai rumah kontrakan, ya dia menuruti saja, sampai dirumah dia ditelepon lagi, neneknya bilang kalau ingin bertemu dengannya lagi, ingin agar dia pulang, hati Sari berkecamuk saat ini kantornya sedang sibuk-sibuknya banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan, namun pada malam itu neneknya sedang dirawat di rumah sakit kondisinya semakin parah sampai tak sadarkan diri, ayahnya dan keluarganya yang lain tidak memberi tau karena takut membuatnya panik, selama 3 malam dia selalu ditelepon neneknya dan pembicaraanya pun sama, menyuruhnya pulang, sampai hari keempat neneknya dinyatakan meninggal dunia oleh dokter, keluarganya menangis tersedu kehilangan sang nenek, malam itu suasanya sangat sedih, namun Sari masih tetap menerima telepon dari sang nenek, berbeda dari malam sebelumnya sang nenek hanya memberikan nasehat dan petuah, agar dia menjadi pribadi yang lebih baik, dan akhirnya esoknya Sari memutuskan untuk pulang, pagi-pagi dia menuju stasiun kota, dia pulang naik kreta, sesampainya dikotanya dia naik ojek menuju rumahnya, lalu dia mulai meneteskan air mata saat melihat prosesi pemakaman neneknya, nenek yang sangat ia sayangi, dia sepertinya masih terpukul dengan kepergian neneknya, setelah semua selesai dia bercerita kepada ayahnya soal telepon dari neneknya sebelum meninggal, ayahnya sangat terkejut dan tidak percaya, namun mereka menganggap itu hanya ikaatan batin yg kuat antara Sari dan nenek, dua hari kemudian Sari kembali bekerja, kemudian beberapa hari kemudian dia menerima panggilan masuk, dan anehnya itu dari neneknya, dengan setengah terkejut dia mengangkatnya, suara neneknya masih seperti biasa, awalnya dia merasa takut dan ragu untuk berbicara, kejadian ini terus berulang, kadang seminggu dua minggu atau sebulan sekali dia menerima telepon misterius itu, yang lebih aneh nomor itu tidak bisa dihubungi saat siang hari.
No comments:
Post a Comment